Respons to A Khudori Soleh
Perguruan Tinggi Unggulan Bermoral Pesantren
(Tanggapan Tulisan A Khudori Soleh)
Oleh D Yahya Khan
(Staf Pengajar FPBS IKIP Semarang)
Dimuat dalam Harian SUARA MERDEKA, Semarang, Senin, 24 Maret 1997
SEMUA berawal dari mimpi, dan tulisan A Khudori Soleh di Suara Merdeka, Senin 3 Maret 1997, merupakan gagasan orisinal yang perlu ditanggapi. Gagasan itu berawal dari rasa keprihatinan dan kepedulian untuk mengantisipasi kepincangan dalam masyarakat.
Karena itu, dia menawarkan solusi bentuk pendidikan yang dianggapnya lebih memadai: perguruan tinggi khusus yang mampu membekali sains dan teknologi tinggi bersamaan dengan itu juga penanaman moral agama yang mendalam, atau perguruan tinggi unggulan yang bernapaskan moral pesantren (PTU-MP).
Untuk mewujudkan PTU-MP, dilontarkan gagasan untuk menyerahkan pengelolaannya kepada investor asing. Investor tentu akan mengadakan studi kelayakan lebih dulu, apakah proyek PTU-MP itu pantas diberi dana.
Sebagai proyek PT unggulan, pendiri harus memikirkan penyusunan perencanaan strategis secara profesional yang mengacu pada konsep-konsep manajemen modern. Yaitu pertama, visi adalah cita-cita akhir yang ingin dicapai oleh suatu lembaga PTU di masa yang akan datang, yang berdasarkan pada suatu pandangan hidup yang teguh serta berkaitan dengan masa depan.
Kedua, misi adalah tugas pokok serta langkah-langkah strategis lembaga yang dilaksanakan untuk mencapai cita-cita. Ketiga, prinsip adalah keyakinan dan inspirasi lembaga yang menjadi dasar strategis untuk melaksanakan misi dalam suatu usaha mencapai cita-cita (visi).
Keempat, tujuan adalah hasil belajar yang dapat diukur, dan yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan prinsip. Kelima, analisis pasar adalah suatu studi untuk mengetahui secara objektif siapa peminat PTU tersebut dan apa kebutuhan mereka. Keenam, analisis keadaan diri adalah suatu studi untuk mengetahui secara objektif kekuatan dan kelemahan serta kesempatan, kendala, ancaman, dan faktor-faktor lain yang mungkin timbul dan dihadapi, dengan menggunakan model analisis antara lain SWOT Analisis (Strenghths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
Ketujuh, rencana lembaga adalah rencana strategis yang memuat program dan langkah-langkah strategis yang akan dijabarkan dan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan lembaga. Kedelapan, kebijaksanaan mutu adalah ketentuan tentang mutu yang akan dicapai dengan standar yang ditentukan. Kesembilan, rencana mutu adalah penjabaran operasional kebijakan mutu yang dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki, meningkatkan, dan memelihara kualitas PTU. Kesepuluh, pembiayaan mutu adalah perhitungan rasional biaya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang direncanakan, termasuk penghitungan keuntungan dan kerugian mencakup kerugian yang diakibatkan oleh berbagai faktor kelemahan, seperti perencanaan yang kurang cermat, kesalahan, dan kegagalan. Kesebelas, evaluasi dan pemantauan adalah usaha untuk mengetahui secara objektif apakah hasil pendidikan PTU-MS sesuai dengan rencana.
Di samping itu, tujuan evaluasi dan pemantauan juga bertujuan untuk mendapatkan umpan balik. Adapun evaluasi yang dilakukan mencakup tiga jenis, yakni evaluasi harian, evaluasi jangka pendek, dan evaluasi jangka panjang. Kesebelas konsep tersebut perlu dipahami oleh para pengelola perguruan tinggi. Penyusun perencanaan strategis berprinsip melakukan sesuatu secara benar dari awal, bukan mengatasinya kalau ada masalah yang timbul. PTU yang efektif dan efisien memerlukan strategi yang jelas dan mantap untuk menghadapi persaingan yang makin tajam di masa yang akan datang.
Sumber Daya Manusia
Menurut Khudori, rendahnya PT kita disebabkan oleh minimnya dana pendidikan yang diberikan Pemerintah. Memang diakui oleh Pemerintah, dana pendidikan masih terbatas dan dana itu pun dibagi secara merata untuk membiayai empat aspek pendidikan, yakni pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, peningkatan kualitas, relevansi antara pendidikan dan kebutuhan pembangunan, dan peningkatan efisiensi ke arah perwujudan reorganisasi dan desentralisasi, agar sumber daya pendidikan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pemerintah sedang berupaya meningkatkan SDM pada dosen PT dengan menyediakan berbagai beasiswa untuk studi lanjut S2 dan S3 dalam berbagai disiplin ilmu, baik di dalam maupun di luar negeri. Hasilnya sudah mulai terlihat, dosen yang dulu waktu masih berkualitas S1 bersikap tertutup dan otoriter terhadap mahasiswa (karena mungkin takut diketahui bekal ipteknya yang pas-pasan), tetapi setelah berkualitas S2 atau S3, mereka mampu menunjukkan cara berpikir ilmiah dan mau diajak berdiskusi mahasiswanya berkat kematangan teori dan wawasan keilmuannya yang luas. Pembinaan kualitas SDM dan SDP (sumber daya pendidikan) sedang dalam proses. Dampak kinerja para lulusan studi lanjut sudah akan terasa dalam waktu 5-10 tahun mendatang.
Karena itu, Mendikbud meminta semua pihak untuk membantu atau bersabar karena penanganan masalah pendidikan tidak semudah membalikkan tangan. Dana yang melimpah sebagaimana yang ditempatkan sebagai persyaratan utama untuk pendirian PTU-MP yang dikemukakan oleh Khudori, bukanlah jaminan untuk meningkatkan kualitas PTU atau untuk mendirikan PTU-MP tanpa dukungan SDM yang memadai: yang mampu berpikir kritis, inovatif, dinamis, dan kreatif.
Di samping SDM dan SDP tersebut, juga dibutuhkan seorang manajer pendidikan yang memenuhi persyaratan, yakni mempunyai visi yang jelas, mempunyai kemampuan untuk bekerja keras, mempunyai sifat kepelayanan (bukan minta dilayani), dan mempunyai disiplin baja. Pendidikan bertujuan memandirikan manusia untuk menekankan Eksistensinya, bukan cuma bisa hidup.
Proses pendidikan yang baik, siswa atau mahasiswalah objek utama yang mendidik dirinya sendiri, bukan objek pasif yang menerima pelajaran, tentu saja perlu didampingi guru atau dosen sebagai dinamisator dan fasilitator. Dengan cara demikian, diharapkan PTU mampu mencetak lulusan yang mempunyai daya inovasi, kreatif, mandiri, analitis, mau membaca buku sendiri, dan punya leadership tinggi.
Salah satu akibat dari lemahnya SDM adalah pendidikan di sekolah sejak SD hingga ke PT lebih menitikberatkan pada pengenalan dan penguasaan materi pelajaran dan kurang mendidik untuk berpikir. Kondisi semacam itu berakibat kurang ada perkembangan ke arah kemandirian dan justru menciptakan ketergantungan.
Hal ini tentu kurang menunjang kewiraswastaan dan semangat bersaing. Terjadinya banyak penyelewengan, kolusi, dan korupsi, menurut Khudori, disebabkan oleh lemahnya pembinaan moral keagamaan di PT. Menurut saya, kesimpulan Khudori merupakan salah nalar karena ditarik dari generalisasi yang terlalu luas. Gagasan pendirian PTU-MP semestinya tidak dikaitkan dengan masalah pembinaan moral agama, tetapi lebih relevan jika didasarkan atas pemahaman agama dan umum serta membina kerja sama ilmuwan dan kaum ulama.
Dikotomi pelajaran agama untuk akhirat dan pelajaran umum untuk dunia yang dilontarkan selama ini telah melemahkan anak didik yang memiliki moral keagamaan kuat untuk menekuni pengetahuan dasar iptek seperti matematika, kimia, fisika, biologi, dan juga penguasaan bahasa asing. Sebenarnya kitab suci dan alam merupakan kebenaran dari Allah. Diturunkan lewat wahyu. Sedangkan kebenaran ilmiah harus dicari di alam ciptaan Allah juga. Keterbatasan kemampuan manusia merupakan rahmah, hikmahnya manusia perlu ada pemahaman bersama antara ilmuwan dan ulama dalam mencari kebenaran.
Ilmu Tanpa Agama Buta
Jatuhnya bom atom di Nagasaki dan Hiroshima merupakan tragedi sejarah manusia. Peristiwa itu telah menyadarkan manusia akan arti penting peran agama sebagai pelita untuk menerangi “kebutaan'' manusia dalam penerapan iptek. Pengeboman pada saat itu dipertimbangkan sebagai senjata pamungkas untuk mematahkan ambisi Nippon yang ingin menguasai dunia. Einstein berkomentar pada saat jatuhnya bom: roket telah mendarat di planet yang salah. Sejak saat itu, percobaan tenaga nuklir diwaspadai.
Akhir-akhir ini dunia dikejutkan oleh keberhasilan pembuatan klon si Dolly, dan orang orang yang beriman di seluruh dunia mengisyaratkan agar teknologi kloning tidak diaplikasikan untuk
manusia. Ilustrasi ini menunjukkan ketidaksempurnaan manusia merupakan suatu rahmat yang hikmahnya agar manusia saling bekerja sama dalam mencari kebenaran, baik yang diwahyukan maupun di alam ciptaan Allah. Mereka bisa melakukan kajian bersama dalam mengungkapkan ayat-ayat suci yang menyiratkan penolakan klon manusia yang menurut intuisi pasti ada. Di samping berisi pesan moral, Alquran dikenal kaya informasi iptek.
Satu contoh, model Dioxyriboncleic Acid spiral yang dikemukakan secara spekulatif oleh Wilson dan Crick, dan ternyata benar, sesungguhnya dapat ditemukan dalam Alquran, binatang, dan manusia diciptakan berpasang-pasangan yang menyiratkan 2 angka ajaib. Bagi seorang ilmuwan yang beriman, penemuan DNA dobel spiral yang ternyata merupakan disket yang berisi pesan terprogram rapi dan lengkap tentang perkembangan embrio, sehingga menjadi anak seorang manusia, dapat meningkatkan derajat keimanan terhadap Sang Pencipta-Nya.
Agama Tanpa Ilmu Lumpuh
Menurut Einstein, kaitan ilmu dan agama erat sekali. Keterkaitan itu dinyatakan dalam suatu pepatah: ilmu tanpa agama buta dan agama tanpa ilmu lumpuh. Sebagai ilustrasi agama tanpa ilmu lumpuh dikemukakan satu kajian dari Bucaille, seorang ahli bedah Prancis. Ia menyimpulkan, ada ayat-ayat dalam Alquran yang menyiratkan tentang iptek yang tidak tepat ditafsirkan hanya melalui kompetensi kebahasaan, namun keterbatasan itu dimaklumi, mengingat ide-ide tersebut ditemukan pada zaman modern.
Dalam salah satu kajian ayat suci, Bucaille mengutip terjemahan dari surat An Nahl (lebah) Ayat 66 oleh Blachere dan satu lagi oleh Hamidullah. Kedua terjemahan itu isinya mirip dengan terjemahan Alquran yang diterbitkan oleh Depag RI Pelita III/Tahun IV/1982/1983 yang berbunyi: "Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.''
Terjemahan yang sesuai, menurut Bucaille dalam kapasitasnya sebagaiseorang ilmuwan, dokter bedah, dan psikolog sebagai berikut:
"Sesungguhnya bagi kamu, dalam binatang ternakmu terdapat suatu pelajaran. Aku memberi minum kepadamu, dari zat yang terdapat dalam badan ternak itu dan yang terjadi karena hubungan antara zat yang ada dalam usus dan darah, susu murni yang mudah ditelan oleh mereka yang meminumnya.
Penjelasan Bucaille
Tafsiran Bucaille sangat dekat dengan tafsiran Muntakhab, cetakan tahun 1973 yang disusun oleh Majelis Tertinggi Urusan Islam di Kairo, yang diterjemahkan berdasarkan pada pengetahuan tentang pokok bahasan psikologi modern. Hasil penelitian kimia dan psikologi tidak diketahui orang pada zaman Rasulullah dan baru diketahui pada zaman modern, darah bertindak sebagai pengumpul dan pembawa zat-zat makanan ke seluruh tubuh, yang antara lain ke kelenjar susu dan menghasilkan susu murni. Sistem peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey 10 abad sesudah Alquran diturunkan.
Ulasan kecil tersebut menunjukkan perlunya kerja sama ulama dan ilmuwan dan semangat semacam inilah nanti yang akan menjiwai ide Khudori, yakni PTU-MP. Dengan ilmu, agama akan bangkit dan mencapai zaman keemasan sebagaimana telah terjadi pada masa yang lalu.
Tanggapan ini hanya merupakan tambahan kecil dan sedikit hal yang perlu diluruskan. Akhirnya selamat berjuang, semoga impian menjadi kenyataan.(18t)
2 komentar:
Salam kenal,
Saya tahu blog Anda dari Linkreferral dan saya akan review.
Harry
Assalamu'alaikum...
Nampaknya memang mindset kita harus mulai dirubah.Tapi yg jadi masalah adalah bagaimana menunjukkan pada banyak orang bahwa segala yg 'berbau' agama itu bukanlah sesuatu yg ketinggalan jaman.Dan itu sepertinya tidak hanya tugas lembaga pendidikan.. Salam
Posting Komentar